Jumat, 11 April 2014

ANALISIS VEGETASI
( Laporan Praktikum Biologi Umum )


Oleh
Putri Setiani
1314121138

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

2013

Judul Praktikum                      : Analisis Vegetasi
Tanggal Praktikum                  : 29 Oktober 2013
Tempat Praktikum                   : Laboratorium Biologi
Nama                                       : Putri Setiani
NPM                                       : 1314121138
Jurusan                                    : Agroteknologi
Fakultas                                   : Pertanian
Kelompok                               : 5 ( Lima )



Bandar Lampung, 12 November 2013
                                                                                                Mengetahui,
                                                                                                    Asisten


                                                                                    Indah Mayang Ika Permani
                                                                                              NPM. 0917021006

I.                   PENDAHULUAN



1.1         Latar Belakang


Metode kuadran umunya dilakukan pada vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitiaan. Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon, dan mentaksir volumenya.
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Hutan merupakan komponen habitat terpenting bagi kehidupan oleh karenanya kondisi masyarakat tumbuhan di dalam hutan baik komposisi jenis tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan nmaupun keadaan penutupan tajuknya perlu diukur. Selain itu dalam 
suatu ekologi hutan satuan yang akan diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit.
Ada berbagai metode yang dapat di gunakan untuk menganalisa vegetasi ini. Diantaranya dengan menggunakan metode kuadran atau sering disebut dengan kuarter.  Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena tidak membutrhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkanwaktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya

1.2 Tujuan

1.      Mengetahui organism penyusun komunitas yang diamati
2.      Dapat menghitung distribusi, frekuensi, nilai penting, dan lain-lain komponen untuk analisis habitat
3.      Untuk mengetahui pola kesesuaian jenis terhadap faktor lingkungan yang ada, yang dinyatakan dalam nilai kerapatan
4.      Untuk mengetahui pola penguasaan jenis terhadap faktor lingkungan yang ada, yang dinyatakan dengan nilai nominasi
5.      Untuk mendapatkan nilai penting sebagai indikator tipe asosiasinya

suatu ekologi hutan satuan yang akan diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit.
Ada berbagai metode yang dapat di gunakan untuk menganalisa vegetasi ini. Diantaranya dengan menggunakan metode kuadran atau sering disebut dengan kuarter.  Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena tidak membutrhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkanwaktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya
II. TINJAUAN PUSTAKA



Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode garis dan metode intersepsi titik (metode tanpa plot) (Syafei, 1990).
Bentuk komunitas disuatu tempat ditentukan oleh keadaan dan sifat-sifat individu sebagai reaksi terhadap faktor lingkungan yang ada, dimana individu ini akan membentuk populasi di dalam komunitas tersebut. Komunitas berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya (species richness). Komunitas juga berbeda dalam kelimpahan relatif (relative abundance) spesies. Beberapa komunitas terdiri dari beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan jumlah spesies yang semuanya umum ditemukan (Campbell dkk, 2004).
Metode  plot adalah prosedur yang umum digunakan untuk sampling berbagai tipe organisme. Bentuk plot biasanya segi empat atau persegi ataupun dalam bentuk
lingkaran. Sedangkan ukurannya tergantung dari tingkat keheterogenan komunitas. Ukuran plot umumnya ditentukan berdasarkan luasan kurva spesies tumbuhan dan hewan menetap (sessile) ataupun yang bergerak lambat (Umar, 2013).
Kumpulan gen seperti yang dijelaskan oleh teorema Hardy-Weinberg, yang diambil dari nama dua saintis yang secara terpisah menghasilkan prinsip itu pada tahun 1908. Teorema tersebut menyatakan bahwa frekuensi alel dan genitope dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi kecuali kalau ada yang bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi seksual. Dengan kata lain, pergeseran seksual alel akibat meiosis dan fertilisasi acak tidak akan berpengaruh pada keseluruhan struktur genetik suatu populasi (Campbell, 2003).
Meskipun termasuk species yang sama, tidak ada satu individu yang sama persis dengan yang lain, karena adanya keanekaragaman gen. Sekilah memang ada kemiripan bentuk luar. Namun jika diamati, akan terdapat variasi sifat, sehingga tampaklah adanya keanekaragaman. Perbedaan gen tidak hanya terjadi antar jenis. Di dalam satu spesies pun terjadi keanekaragaman gen. Dengan adanya keanekaragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi. Ukuran biji kacang dari satu pohon bervariasi, ada yang kecil, ada yang sedang, dan ada pula yang besar. Warna bulu ayam sering beragam. Demikian pula jeruk keprok memiliki variasi dalam hal ukuran daun, kulit buah, rasa buah, dan ukuran buah. Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen yang berbeda sehingga memunculkan sifat-sifat khas yang dimiliki oleh masing-masing varietas itu (Syamsuri 2004).

III. METODELOGI PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan pada 29 oktober 2013 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung


3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah patok, tali rafia, penggaris, camera, dan alat tulis.


3.3  Cara Kerja


1.             Bila kita membelah di tengahtengah hutan atau kebun yang cukup luas, maka pada pembuatan titik sampel yaitu jarak antara titik A dan titik B dapat sampai 100 meter. Pada pembuatan titik B, C, D, dan seterusnya 
diundi masing-masing kelompok untuk membuat petak disebelah kanan atau kiri transek.
2.             Bila suatu kelompok mendapat bagian di B1 dan kekiri garis transek mula-mula buat petak seluas 1 m2 dari titik B1 dan hitung jumlah spesies yang terdapat pada petak tersebut.
3.             Tambahkan luas petak menjadi 2 m2, kemudian 3 m2 dan seterusnya.
4.             Masukkan angka jumlah spesieske dalam grafik dan tentukan luas petak dimana jumlah spesies sudah tidak bertambah lagi (metode kurva area spesies). Misalnya pada 3 m2 maka luas petak yang harus anda buat minimum 3 m2.
5.      Hitung jumlah individu masing-masing spesies dan tentukan frekuensi serta indeks kerapatan masing-masing spesies.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 TABEL
Plot 1x1
No.
Nama Ilmiah
Nama Daerah
Keterangan
1.
Pennisetum purpureum
Rumput Gajah (A)
84

Plot 3x3
No.
Nama Ilmiah
Nama Daerah
Keterangan
1.
Pennisetum purpureum
Rumput Gajah (A)
178
2.

Spesies B
9
3.

Spesies C
7

Plot 5x5
No.
           Nama Ilmiah
Nama Daerah
Keterangan
1.

Spesies B besar
1


 5.2  PEMBAHASAN

Pada percobaan kerapan relative nya di dapat 100%, dengan dominasi relative 100%, dan frekuensi relative 167 %.
Struktur vegetasi merupakan susunan anggota komunitas vegetasi pada suatu area yang dapat dinilai dari tingkat densitas (kerapatan) individu dan diversitas (keanekaragaman) jenis. Struktur hutan Wanagama tersusun atas berbagai densitas tumbuhan dengan lingkungan abiotik yang mendukung berlangsungnya hutan tersebut. Struktur vegetasi pada penelitian ini didasarkan pada kemelimpahan jenis spesies dan sebaran/frekuensi pada tiap plot.
Analisis vegetasi hutan memerlukan hal yang diperhitungkan yaitu terkait dengan nilai penting yang didapatkan dari praktikum lapangan ini.analisa ini digunakan untuk mengetahui struktur dan jenis vegetasi hutan Wanagama. Dengan mendeskripsikan tumbuhan maka dapat dihitung komposisi, struktur, densitas/kemelimpahan, frekuensi/sebaran dan penutupan tajuk dari spesies yang ditemukan.
Frekuensi/sebaran merupakan distribusi/sebaran yang terjadi dan terdapat pada setiap plot. Frekuensi tersebut menggambarkan kemampuan tumbuhan dalam bertahan hidup dsesuai lingkungannya dan kemampuan tumbuh.
 V. KESIMPULAN



1.      Analisis vegetasi adalah suatu metode untuk menentukan keanekaragaman jenis di suatu wilayah yang akan di analisis vegetasinya
2.      Vegetasi merupakan sekumpulan tanaman dalam suatu vegetasi
3.      Analisis vegetasi dapat dilakukan dengan metode kuadran (x,y), membuat plot, dan berpusat di satu titik
4.      Frekuensi merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas terdapatnya suatu jenis frekuensi memberikan gambaran bagimana pola penyebaran suatu jenis,apakah menyebar keseluruh kawasan atau kelompok.
5.      Frekuensi relative yang di dapat adalah 167 %
6.      Kerapatan relative yang di dapat adalah 100 %

DAFTAR PUSTAKA


Campbell, N A. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga
Syamsuri, I. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Syafei, 1990. Dinamika Populasi. Kajian Ekologi Kuantitatif. Jakarta : Pustaka       Sinar Harapan,.
Umar, M. R., 2013. Ekologi Umum Dalam Praltikum. Makassar : Universitas           Hasanuddin.









LAMPIRAN



0 komentar:

Posting Komentar