ANALISIS VEGETASI
( Laporan Praktikum Biologi Umum )
Oleh
Putri Setiani
1314121138
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
Judul
Praktikum : Analisis
Vegetasi
Tanggal
Praktikum : 29 Oktober 2013
Tempat
Praktikum : Laboratorium Biologi
Nama : Putri Setiani
NPM : 1314121138
Jurusan :
Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Kelompok : 5 ( Lima )
Bandar
Lampung, 12 November 2013
Mengetahui,
Asisten
Indah
Mayang Ika Permani
NPM. 0917021006
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Metode kuadran umunya dilakukan
pada vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitiaan. Metode ini
mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon, dan
mentaksir volumenya.
Vegetasi merupakan kumpulan
tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama
pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat
interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri
maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan
tumbuh serta dinamis.
Analisa vegetasi adalah cara
mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau
masyarakat tumbuh-tumbuhan. Hutan merupakan komponen habitat terpenting bagi
kehidupan oleh karenanya kondisi masyarakat tumbuhan di dalam hutan baik
komposisi jenis tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan nmaupun keadaan
penutupan tajuknya perlu diukur. Selain itu dalam
suatu ekologi
hutan satuan yang akan diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi
konkrit.
Ada berbagai
metode yang dapat di gunakan untuk menganalisa vegetasi ini. Diantaranya dengan
menggunakan metode kuadran atau sering disebut dengan kuarter. Metode ini
sering sekali disebut juga dengan plot less method karena tidak membutrhkan
plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok
digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga
melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkanwaktu yang sangat lama,
biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi
kompleks lainnya
1.2 Tujuan
1. Mengetahui organism penyusun komunitas yang diamati
2. Dapat menghitung distribusi, frekuensi, nilai penting, dan
lain-lain komponen untuk analisis habitat
3. Untuk mengetahui pola kesesuaian jenis terhadap faktor
lingkungan yang ada, yang dinyatakan dalam nilai kerapatan
4. Untuk mengetahui pola penguasaan jenis terhadap faktor lingkungan
yang ada, yang dinyatakan dengan nilai nominasi
5. Untuk mendapatkan nilai penting sebagai indikator tipe
asosiasinya
suatu ekologi
hutan satuan yang akan diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi
konkrit.
Ada berbagai
metode yang dapat di gunakan untuk menganalisa vegetasi ini. Diantaranya dengan
menggunakan metode kuadran atau sering disebut dengan kuarter. Metode ini
sering sekali disebut juga dengan plot less method karena tidak membutrhkan
plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok
digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga
melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkanwaktu yang sangat lama,
biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi
kompleks lainnya
II. TINJAUAN PUSTAKA
Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien
jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode
tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya
menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode garis dan metode
intersepsi titik (metode tanpa plot) (Syafei, 1990).
Bentuk
komunitas disuatu tempat ditentukan oleh keadaan dan sifat-sifat individu
sebagai reaksi terhadap faktor lingkungan yang ada, dimana individu ini akan
membentuk populasi di dalam komunitas tersebut. Komunitas berbeda-beda dalam
kekayaan spesiesnya (species richness). Komunitas juga berbeda dalam kelimpahan
relatif (relative abundance) spesies. Beberapa komunitas terdiri dari beberapa
spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya
mengandung jumlah spesies yang sama dengan jumlah spesies yang semuanya umum
ditemukan (Campbell dkk, 2004).
Metode
plot adalah prosedur yang umum digunakan untuk sampling berbagai tipe organisme.
Bentuk plot biasanya segi empat atau persegi ataupun dalam bentuk
lingkaran. Sedangkan ukurannya tergantung dari tingkat
keheterogenan komunitas. Ukuran plot umumnya ditentukan berdasarkan luasan
kurva spesies tumbuhan dan hewan menetap (sessile) ataupun yang bergerak lambat
(Umar, 2013).
Kumpulan gen seperti yang dijelaskan oleh teorema Hardy-Weinberg,
yang diambil dari nama dua saintis yang secara terpisah menghasilkan prinsip
itu pada tahun 1908. Teorema tersebut menyatakan bahwa frekuensi alel dan
genitope dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa
generasi kecuali kalau ada yang bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi
seksual. Dengan kata lain, pergeseran seksual alel akibat meiosis dan
fertilisasi acak tidak akan berpengaruh pada keseluruhan struktur genetik suatu
populasi (Campbell, 2003).
Meskipun termasuk species yang sama, tidak ada satu individu yang
sama persis dengan yang lain, karena adanya keanekaragaman gen. Sekilah memang
ada kemiripan bentuk luar. Namun jika diamati, akan terdapat variasi sifat,
sehingga tampaklah adanya keanekaragaman. Perbedaan gen tidak hanya terjadi
antar jenis. Di dalam satu spesies pun terjadi keanekaragaman gen. Dengan
adanya keanekaragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi.
Ukuran biji kacang dari satu pohon bervariasi, ada yang kecil, ada yang sedang,
dan ada pula yang besar. Warna bulu ayam sering beragam. Demikian pula jeruk
keprok memiliki variasi dalam hal ukuran daun, kulit buah, rasa buah, dan
ukuran buah. Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Akan tetapi, setiap
varietas memiliki gen yang berbeda sehingga memunculkan sifat-sifat khas yang
dimiliki oleh masing-masing varietas itu (Syamsuri 2004).
III.
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan
Tempat
Penelitian
ini dilaksanakan pada 29 oktober 2013 di Laboratorium Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung
3.2 Alat dan
Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah patok, tali rafia,
penggaris, camera, dan alat tulis.
3.3 Cara Kerja
1.
Bila
kita membelah di tengahtengah hutan atau kebun yang cukup luas, maka pada
pembuatan titik sampel yaitu jarak antara titik A dan titik B dapat sampai 100
meter. Pada pembuatan titik B, C, D, dan seterusnya
diundi
masing-masing kelompok untuk membuat petak disebelah kanan atau kiri transek.
2.
Bila
suatu kelompok mendapat bagian di B1 dan kekiri garis transek mula-mula buat
petak seluas 1 m2 dari titik B1 dan hitung jumlah spesies yang
terdapat pada petak tersebut.
3.
Tambahkan
luas petak menjadi 2 m2, kemudian 3 m2 dan seterusnya.
4.
Masukkan
angka jumlah spesieske dalam grafik dan tentukan luas petak dimana jumlah
spesies sudah tidak bertambah lagi (metode kurva area spesies). Misalnya pada 3
m2 maka luas petak yang harus anda buat minimum 3 m2.
5.
Hitung
jumlah individu masing-masing spesies dan tentukan frekuensi serta indeks
kerapatan masing-masing spesies.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
TABEL
Plot 1x1
No.
|
Nama Ilmiah
|
Nama Daerah
|
Keterangan
|
1.
|
Pennisetum
purpureum
|
Rumput
Gajah (A)
|
84
|
Plot 3x3
No.
|
Nama Ilmiah
|
Nama Daerah
|
Keterangan
|
1.
|
Pennisetum
purpureum
|
Rumput
Gajah (A)
|
178
|
2.
|
|
Spesies
B
|
9
|
3.
|
|
Spesies
C
|
7
|
Plot 5x5
No.
|
Nama Ilmiah
|
Nama Daerah
|
Keterangan
|
1.
|
|
Spesies
B besar
|
1
|
5.2 PEMBAHASAN
Pada percobaan kerapan relative nya di
dapat 100%, dengan dominasi relative 100%, dan frekuensi relative 167 %.
Struktur vegetasi merupakan susunan anggota
komunitas vegetasi pada suatu area yang dapat dinilai dari tingkat densitas (kerapatan)
individu dan diversitas (keanekaragaman) jenis. Struktur hutan Wanagama
tersusun atas berbagai densitas tumbuhan dengan lingkungan abiotik yang
mendukung berlangsungnya hutan tersebut. Struktur vegetasi pada penelitian ini
didasarkan pada kemelimpahan jenis spesies dan sebaran/frekuensi pada tiap
plot.
Analisis vegetasi hutan memerlukan hal yang
diperhitungkan yaitu terkait dengan nilai penting yang didapatkan dari
praktikum lapangan ini.analisa ini digunakan untuk mengetahui struktur dan
jenis vegetasi hutan Wanagama. Dengan mendeskripsikan tumbuhan maka dapat
dihitung komposisi, struktur, densitas/kemelimpahan, frekuensi/sebaran dan
penutupan tajuk dari spesies yang ditemukan.
Frekuensi/sebaran merupakan
distribusi/sebaran yang terjadi dan terdapat pada setiap plot. Frekuensi
tersebut menggambarkan kemampuan tumbuhan dalam bertahan hidup dsesuai
lingkungannya dan kemampuan tumbuh.
V. KESIMPULAN
1.
Analisis
vegetasi adalah suatu metode untuk menentukan keanekaragaman jenis di suatu
wilayah yang akan di analisis vegetasinya
2.
Vegetasi
merupakan sekumpulan tanaman dalam suatu vegetasi
3.
Analisis
vegetasi dapat dilakukan dengan metode kuadran (x,y), membuat plot, dan
berpusat di satu titik
4.
Frekuensi
merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas terdapatnya suatu jenis
frekuensi memberikan gambaran bagimana pola penyebaran suatu jenis,apakah
menyebar keseluruh kawasan atau kelompok.
5.
Frekuensi
relative yang di dapat adalah 167 %
6.
Kerapatan
relative yang di dapat adalah 100 %
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell,
N A. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga
Syamsuri,
I. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Syafei, 1990. Dinamika Populasi. Kajian
Ekologi Kuantitatif. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan,.
Umar, M. R., 2013. Ekologi Umum Dalam Praltikum.
Makassar : Universitas Hasanuddin.
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar